Kami panjatkan puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran
dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Patofisiologi yang berjudul ”Alkalosis
Metabolik”
Tersusunnya makalah ini tentunya
tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil
dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan
dorongan semangat agar makalah ini dapat di selesaikan.
Kelompok kami juga mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami, agar kami dapat
mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini. Dosen tersebut yaitu
Ns. Wiwik Sofiah, APP., MKep. selaku Dosen mata kuliah Patofisiologi, yang
telah memberikan tugas mengenai masalah ini sehingga pengetauhan kami dalam
penulisan makalah ini semakin bertambah.
Selain untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah . Tak ada gading yang tak retak kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Alkalosis adalah sebuah kondisi di
mana darah dalam tubuh mengandung terlalu banyak basa atau alkali. Kondisi ini
dapat terjadi karena kadar asam atau karbondioksida dalam tubuh berkurang,
serta terdapat penurunan kadar elektrolit klorida dan kalium dalam tubuh.
Darah dalam tubuh mengandung kadar
asam dan basa yang ukurannya ditetapkan melalui pemeriksaan darah dalam skala
pH. Keseimbangan kedua zat tersebut diatur dengan baik oleh ginjal dan
paru-paru dengan nilai pH normal sekitar 7,4. Kadar pH lebih kecil dari normal
menandakan kandungan asam dalam tubuh lebih banyak, sedangkan pH yang lebih
besar dari normal menujukkan kandungan basa dalam tubuh lebih banyak.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari alkalosis metabolik
2. Bagaimana Ciri-ciri
dari penderita alkalosis metabolik
3. Bagaimana Penyebab
gangguan asam basa
4. Bagaimana
Pengobatan gangguan alkalosis metabolik
5. Bagaimana
pencegahan alkalosis metabolik
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetauhi pengertian dari alkalosis metabolik
2. Untuk mengetauhi ciri-ciri dari penderita
alkalosis metabolik
3. Untuk mengetauhi Penyebab gangguan asam basa
4. Untuk mengetauhi Pengobatan gangguan alkalosis
metabolik
5. Untuk mengetahui
pencegahan alkalosis metabolik
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik adalah suatu
keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Selain
itu, dapat juga disebabkan oleh asupan basa yang meningkat. Dehidrasi dan
perubahan kadar elektrolit ekstrasel, yang menyebabkan pergeseran dalam
elektrolit-elektrolit plasma, dapat menyebabkan alkalosis metabolik. Sebagai
contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti
yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan
perut).
Penyebab umum alkalosis metabolik ini adalah muntah
berkepanjangan, hipovolemia, penggunaan obat golongan diuretik, dan
hipokalemia. Gejala dan tanda-tanda pada kasus yang berat termasuk sakit
kepala, lesu, dan tetani. Alkalosis metabolik didiagnosis dengan mengukur elektrolit
serum dan kandungan gas dalam darah di arteri. Jika etiologi alkalosis
metabolik tidak jelas dari riwayat klinis dan pemeriksaan fisik, termasuk
penggunaan narkoba dan adanya hipertensi, maka konsentrasi ion klorida urine
dapat diperoleh.
2.2
Ciri-Ciri Penderita Alkalosis Metabolik
Penderita alkalosis
metabolik umumnya mengalami hipoventilasi, yaitu kondisi ketika penderita
bernapas terlalu lambat atau terlalu dangkal. Kondisi ini menyebabkan kadar
oksigen dalam darah terlalu sedikit. Sebaliknya, kadar karbondioksida dalam
tubuh meningkat.
Hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah, juga
sering menyertai alkalosis metabolik. Oleh karena itu, penderita dapat
mengalami gejala seperti mudah lelah, nyeri otot, sering buang air kecil
(poliuria), dan gangguan irama jantung (aritmia).
Gejala lain pada penderita
alkalosis metabolik meliputi kulit atau kuku membiru, sesak napas, kram dan kejang
otot, serta mudah marah.
2.3
Penyebab Gangguan Keseimbangan Asam
Basa
Masing-masing jenis gangguan
keseimbangan asam basa, disebabkan oleh kondisi yang berbeda pula. Asidosis
respiratorik dan alkalosis respiratorik disebabkan oleh gangguan pada paru-paru.
Sedangkan asidosis metabolik dan alkalosis metabolik dipicu oleh masalah pada
organ ginjal.
Di bawah ini akan dijelaskan
penyebab pada tiap jenis gangguan keseimbangan asam basa.
Alkalosis metabolik
terjadi bila tubuh seseorang kekurangan asam atau kelebihan basa. Beberapa hal
yang dapat memicu kondisi tersebut adalah:
Muntah
berkepanjangan, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan elektrolit.
Penggunaan obat
diuretik yang berlebihan.
Penyakit kelenjar
adrenal.
Penggunaan obat
pencahar dan obat maag (antasida).
Diagnosis Gangguan
Keseimbangan Asam Basa
Ada beberapa metode
pemeriksaan untuk mendiagnosis gangguan keseimbangan asam basa, di antaranya
adalah:
Analisa gas darah
Pemeriksaan ini
dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien melalui pembuluh darah arteri di
pergelangan tangan, lengan, atau selangkangan. Analisa gas darah mengukur
sejumlah unsur yang memengaruhi keseimbangan asam basa, meliputi:
pH darah
Tingkat
keseimbangan asam basa dinilai normal bila pH darah berada dalam kisaran 7,35 sampai
7,45. Kadar pH yang kurang dari 7,35 dinilai terlalu asam.
Bikarbonat
Bikarbonat adalah
zat kimia yang berfungsi menyeimbangkan kadar asam dan basa. Kadar bikarbonat
normal berkisar antara 22-28 mEq/L.
Saturasi oksigen
Saturasi oksigen
adalah ukuran kadar oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di dalam sel darah
merah. Nilai saturasi oksigen (SaO2) normal berkisar antara 94-100 persen.
Tekanan parsial
oksigen
Tekanan parsial
oksigen (PaO2) merupakan ukuran tekanan oksigen yang larut dalam darah. Ukuran
ini menentukan seberapa baik oksigen mengalir dari paru-paru ke darah. PaO2
normal berada dalam rentang 75-100 mmHg.
Tekanan parsial
karbondioksida
Tekanan parsial
karbondioksida (PaCO2) adalah ukuran tekanan CO2 yang larut dalam darah. Ukuran
ini menentukan seberapa baik CO2 keluar dari tubuh. Nilai normal PaCO2 berada
dalam kisaran 38-42 mmHg.
Tes darah metabolik
Tes darah untuk
melihat kelainan metabolik dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien
melalui pembuluh darah vena di tangan atau lengan. Selain digunakan untuk
mengukur kadar pH darah, tes ini juga mengukur sejumlah unsur kimia dalam darah
seperti gula darah, protein, kalsium, dan elektrolit.
Pemeriksaan
paru-paru
Pada pasien yang
diduga mengalami asidosis respiratorik, dokter akan menjalankan Rontgen dada
untuk melihat kondisi paru-parunya. Selain Rontgen dada, dokter dapat
menjalankan tes fungsi paru seperti spirometri dan plethysmography. Spirometri
adalah pemeriksaan untuk mengukur jumlah udara yang dihirup dan dikeluarkan.
Sedangkan plethysmography bertujuan mengukur volume udara di dalam paru-paru.
Selain melalui
pemeriksaan sampel darah, gangguan keseimbangan asam basa dapat didiagnosis
melalui tes urine (urinalisis). Melalui urinalisis, dapat menjadi tanda
perubahan kadar asam basa pada pasien.
2.4 Pengobatan Gangguan Alkolisis Metabolik
Penanganan
alkalosis metabolik tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pada sejumlah
kasus, dokter dapat memberikan beberapa jenis obat di bawah ini:
Diuretik golongan
penghambat karbonik anhydrase, seperti acetazolamide.
Diuretik hemat
kalium seperti spironolactone.
ACE inhibitor,
seperti captopril dan lisinopril.
Kortikosteroid,
seperti dexamethasone.
Obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen.
Komplikasi alkolisis metabolik
seperti halnya asidosis,
alkalosis yang tidak ditangani dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, yaitu:
- Gangguan
irama jantung (aritmia)
- Gangguan
elektrolit, terutama hipokalemia
- Koma
2.5
Pencegahan alkalosis metabolik
Alkalosis dapat
dicegah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan menjalani pola makan yang
sehat. Memilih makanan bergizi dan tinggi kalium dapat membantu mencegah
kekurangan elektrolit. Contoh makanan
berkadar kalium tinggi adalah bayam,
kacang-kacangan, pisang, dan wortel.
Sedangkan untuk mencegah
dehidrasi, disarankan melakukan sejumlah hal berikut:
- Minum
8-10 gelas air putih perhari.
- Rutin
minum sebelum, saat, dan setelah olahraga.
- Minum
pengganti elektrolit saat sedang menjalani olahraga berat.
- Hindari
minuman berkadar gula tinggi, seperti soda.
- Batasi
minuman berkafein, seperti kopi dan teh.
Khusus untuk alkalosis
respiratorik, pencegahan dapat dilakukan dengan menangani penyebab
hiperventilasi, seperti stres dan panik. Di antaranya dengan meditasi, latihan
pernapasan, atau olahraga rutin.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penyebab umum
alkalosis metabolik ini adalah muntah berkepanjangan, hipovolemia, penggunaan obat golongan diuretik, dan hipokalemia. Gejala
dan tanda-tanda pada kasus yang berat termasuk sakit kepala, lesu, dan tetani. Alkalosis metabolik didiagnosis dengan
mengukur elektrolit
serum dan kandungan gas dalam darah
di arteri. Jika etiologi alkalosis
metabolik tidak jelas dari riwayat klinis dan pemeriksaan fisik, termasuk
penggunaan narkoba dan adanya hipertensi, maka konsentrasi ion klorida urine dapat diperoleh.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Alkalosis_metabolik
https://www.scribd.com/doc/302749317/MAKALAH-Alkalosis-New
https://www.scribd.com/doc/94949042/Alkalosis-Metabolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar